Jumat, 05 September 2014

on Leave a Comment

Panduan BLOK 1 IHPE Semester

BUKU PANDUAN MAHASISWA  BLOK INTRODUCTION TO HEALTH PROFESSIONAL EDUCATION (IHPE)
KODE NSA 111 SEMESTER I


OLEH:  Atyanti Isworo S.Kep.,Ns., M.kep., Sp.KMB 
             Ryan Hara Permana, S.Kep. Ns. MN. 

BAB I PENDAHULUAN
  
Deskripsi Blok  Blok Introduction To Health Professional Education (IHPE) ini merupakan suatu kesatuan integrasi berbagai bidang ilmu yang akan mengawali proses pembelajaran di Jurusan Keperawatan UNSOED.   

Blok ini akan menuntun mahasiswa dalam beradaptasi mengikuti pola pembelajaran di perguruan tinggi. Mahasiswa akan belajar mengenai ketrampilan berkomunikasi secara efektif, menulis karya ilmiah sesuai tata bahasa Indonesia, dan mencari dan memanfaatkan karya tulis ilmiah. Keterampilan-keterampilan tersebut akan ditopang dengan kemampuan afekitif diantaranya dalam bersikap profesional, berfikir kritis, bertanggungjawab, disiplin, menghargai. Selain itu, mahasiswa dipaparkan mengenai penanaman nilai-nilai kemanusiaan dan budaya untuk menumbuhkan kesadaran dan keinginan untuk belajar sepanjang hayat (long-life learning). Keterampilan-keterampilan dan nilai-nilai yang dipelajari dalam blok ini merupakan modal dasar bagi proses pendidikan selanjutnya dan mendukung tercapainya kompetensi menjadi seorang Ners profesional.  

Ruang Lingkup Blok ini mempelajari tentang ilmu yang akan mengawali proses pembelajaran di jurusan keperawatan sehingga mahasiswa dapat beradaptasi mengikuti pola pembelajaran di perguruan tinggi. Disiplin ilmu dalam blok ini mencakup: ilmu pendidikan, ilmu komunikasi efektif (baik secara lisan maupun tulisan), bahasa Indonesia dan bahasa inggris, dan Ilmu budaya dasar. 


BAB II CAPAIAN PEMBELAJARAN BLOK  

KKNI jenjang 6  

1. Mampu mengaplikasikan bidang keahliannya dan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni pada bidangnya dalam penyelesaian masalah serta mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi. 
2. Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan tersebut secara mendalam, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural. 
3. Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis informasi dan data, dan mampu memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi secara mandiri dan kelompok. 
4. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi.  

Kompetensi inti AIPNI 

1. Mampu berkomunikasi secara efektif 
2. Mampu menerapkan aspek etik dan legal dalam praktek keperawatan 
3. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan professional di klinik dan komunitas 
4. Mampu mengaplikasikan kepemimpinan dan manajemen perawatan 
5. Mampu menjalin hubungan interpersonal dengan klien dan tim kesehatan yang lain 
6. Mampu melakukan penelitian sederhana dan menerapkan hasil penelitian 
7. Mampu mengembangkan profesionalisme secara terus-menerus atau belajar sepanjang hayat  

Capaian pembelajaran blok  

Setelah menyelesaikan blok ini maka mahasiswa diharapkan akan mampu: 
1. Mengaplikasikan konsep pembelajaran dewasa (adult learning), pembelajaran sepanjang hayat (long-life learning), komunikasi efektif, pendekatan ilmiah, berpikir kritis, budaya, dan etika dalam penyelesaian kasus-kasus terkait kemampuan belajar, berkomunikasi, dan berkarya secara ilmiah (KKNI 1; AIPNI 1, 5, 6, 7). 
2. Mendemonstrasikan kemampuan belajar dengan berbagai macam metode belajar (KKNI 1; AIPNI 7).  
3. Mengambil keputusan terkait etik dalam memecahkan masalah-masalah terkait proses pembelajaran, komunikasi, dan berkarya secara ilmiah (KKNI 1, 3, 4; AIPNI 2). 
4. Mempraktekkan kemampuan managemen konflik dan waktu dalam memenuhi kebutuhan belajar sepanjang masa (KKNI 1, 2; AIPNI 7).Berefleksi pada proses pembelajaran (KKNI 1; AIPNI 7).   
5. Mengekspresikan diri sebagai insan akademik berbudaya (KKNI 1, 2; AIPNI 7). 
6. Mencari dan menggunakan literature ilmiah dari sumber belajar terpercaya (KKNI 1, 2; AIPNI 7). 
7. Mengaplikasikan tekhnik komunikasi efektif dengan tata bahasa Indonesia yang baik dalam suatu diskusi kelompok maupun one-on-one (empat mata) dengan kasus terkait komunikasi (KKNI 1, 2; AIPNI 1, 2, 7).  
8. Mengaplikasikan tekhnik komunikasi efektif secara tertulis dengan tata bahasa Indonesia yang baik dalam berkorespondensi dengan media SMS, email, surat, dan social media (KKNI 1, 2; AIPNI 1, 2, 7). 
9. Mendemonstrasikan kemampuan berkomunikasi dan membuat karya tulis ilmiah dengan menggunakan bahasa Inggris.   

BAB III STRATEGI PEMBELAJARAN  
A. Diskusi Kelompok Kecil (Small Group Discussion = SGD) Diskusi kelompok kecil merupakan sarana diskusi mahasiswa yang terdiri dari 10- 12 mahasiswa dalam kelompok, didampingi tutor untuk melatih kemampuan analisis dan pendalaman materi tertentu yang terarah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. SGD dilakukan dalam kelompok yang telah ditetapkan. Dalam diskusi ini mahasiswa-mahasiswa tersebut diberi tugas untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah diberikan dalam waktu tertentu. pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab akan dibawa ke kuliah narasumber, tetapi apabila tidak ada pertanyaan dari mahasiswa maka kuliah narasumber ditiadakan. Tata cara SGD adalah sebagai berikut: 1. Perkenalan (3 menit) Bila pertemuan dengan kelompok merupakan pertemuan yang pertama, a. Tutor memperkenalkan diri kepada mahasiswa, dan  b. Tutor memimpin perkenalan antar anggota kelompok. Masing-masing anggota diminta menyebut nama lengkap, nama panggilan, asal daerah, alamat hobi dan lain-lain yang dianggap perlu.  2. Tutor memimpin pemilihan moderator dan sekretaris kelompok diskusi. Pada setiap pertemuan, sebaiknya dilakukan oleh moderator dan sekretaris diskusi yang berbeda, sehingga setiap mahasiswa mempunyai kesempatan untuk menjadi moderator dan sekretaris (2 menit). 3. Tutor menjelaskan tujuan diskusi kelompok kecil (3 menit). 4.  Mengamati jalannya diskusi dan memfasilitasi agar setiap mahasiswa dapat secara aktif ikut berperan serta dalam diskusi (30 menit). 5. Pada akhir diskusi tutor memberikan masukan-masukan terhadap diskusi yang sudah berlangsung dan menekankan pentingnya belajar mandiri (2 menit). Manfaat yang diperoleh dari metode SGD adalah tugas dapat diselesaikan dengan mudah karena dikerjakan secara bersama-sama. Dengan adanya diskusi, maka berbagai pendapat yang disampaikan oleh anggota kelompok dapat menambah pengetahuan seluruh anggota kelompok. Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah diberikan, maka mahasiswa terbantu untuk lebih memahami materi yang sedang dipelajari, serta terbantu untuk membuat ringkasan sehingga mempermudah belajar. Selain itu, SGD membantu mahasiswa dalam mencapai learning objectives. SGD merupakan diskusi antar anggota dalam kelompok untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan/tugas. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan tersebut merupakan pendalaman dari materi yang diberikan dalam Mini Lecture. Tugas tersebut juga dilengkapi dengan daftar pustaka yang dapat dijadikan literatur (terdapat pada modul mata kuliah) untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi. Diharapkan mahasiswa sudah menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut sebelumnya sehingga saat Mini Lecture yang terjadi adalah diskusi antara mahasiswa dan dosen pengampu, kemudian hasilnya akan disampaikan pada anggota kelompok lainnya dalam SGD. Pertanyaan-pertanyaan dalam SGD akan dijadikan materi ujian Multiple Choice Questions.  Komponen penugasan SGD adalah notulen yang dibuat individual menggunakan tulisan tangan pada kertas HVS kuarto dan dikumpulkan satu hari setelah SGD dilaksanakan. Laporan dalam SGD berisi jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan 
7  
yang diberikan dan juga pendalaman materi yang disesuaikan dengan referensi yang didapat. Pembahasan notulen yang kritis dan mendalam akan memberikan kontribusi penilaian kognitif. Kemampuan penulisan notulen secara sistematis dan jelas serta taat format penulisan akan memberikan kontribusi dalam penilaian psikomotor. Pengumpulan notulen tepat waktu akan memberikan kontribusi penilaian afektif. Tujuan dari pelaksanaan SGD adalah melatih kemampuan berkomunikasi dengan orang lain, melatih mahasiswa untuk mencapai metode pembelajaran Student Centered Learning, menambah pengetahuan/informasi dan saling membantu sesama anggota kelompok. Format laporan SGD terdiri dari: a. Halaman judul, logo unsoed disertai nama dan nomor induk mahasiswa. b. Laporan SGD I:  1. Waktu, 2. Tanggal,  3. Nama tutor,  4. Pertanyaan-pertanyaan,  5. Jawaban-jawaban, 6. Daftar pustaka. Catatan: untuk daftar pustaka minimal harus ada: textbook, jurnal ilmiah, artikel ilmiah, penulisan referensi menggunakan metode APA. Komponen penilaian SGD adalah penilaian proses diskusi dan laporan SGD. Baik diskusi maupun laporan dinilai oleh tutor yang sama. Laporan SGD dikumpulkan maksimal 1 hari setelah SGD.  
B. LECTURE/KULIAH INTERAKTIF Kuliah interaktif merupakan metode pembelajaran dengan kegiatan ceramah atau tatap muka yang dibawakan oleh narasumber, terjadwal dan mengacu pada prinsip Student Centered Learning.  Setiap sesi kuliah, mahasiswa diwajibkan membuat rangkuman materi dalam bentuk mind mapping yang disusun secara sistematis dengan detail dan penjelasan seperlunya. Mind mapping dipergunaka untuk keperntingan mahasiswa sendiri dan tidak diberikan penilaian.  
C. SELF LEARNING (SL) Mahasiswa belajar secara mandiri untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman setelah mengikuti beberapa proses pembelajaran. Tujuan SL adalah untuk meningkatkan internalisasi pengetahuan yang telah didapatkan dalam pembelajaran sebelumnya.  
D. PROBLEM BASED LEARNING (PBL) 1. Perkenalan kelompok (2 menit) a. Tutor menyampaikan pengantar, memperkenalkan diri kepada mahasiswa, b. Tutor memimpin perkenalan antar anggota kelompok bila diskusi kelompok baru pertama kali dilakukan dan antara dosen dengan mahasiswa atau antar mahasiswa dalam kelompok belum saling mengenal. 2. Pemilihan moderator dan sekretaris serta penjelasan umum (3 menit) a. Tutor memimpin pemilihan moderator dan sekretaris diskusi. Setiap skenario dipilih moderator dan sekretaris yang berbeda, 
8  
b. Menjelaskan peran moderator dan sekretaris diskusi, c. Menjelaskan mekanisme yang baik dalam berdiskusi. 3. Tutor menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh kelompok (3 menit) Tutor menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh kelompok diskusi pbl dalam mendiskusikan setiap skenario, yaitu dengan menerapkan seven jumps atau  langkah-langkah pemecahan masalah lain yang relevan dengan masalah yang sedang didiskusikan. 4. Mengamati diskusi (30 menit) selama mahasiswa berdiskusi, tutor mengamati jalannya diskusi dan memberi pengarahan bila terjadi masalah. 5. Tutor mengakhiri diskusi (2 menit) a. Lima menit sebelum diskusi berakhir, tutor mengingatkan kepada moderator bahwa diskusi harus segera diselesaikan, b. Pada akhir diskusi, tutor memberikan masukan-masukan tentang diskusi yang baru saja berlangsung, seperti sistematika diskusi, partisipasi anggota kelompok, ringkasan hasil diskusi, dan lain-lain. Yang perlu diperhatikan dalam diskusi kelompok adalah diterapkannya 7 langkah (seven jumps) untuk memecahkan permasalahan, yaitu: 1. Klarifikasi (kejelasan) istilah dan konsep, Skenario kasus, umumnya memuat beberapa istilah yang tidak jelas atau memungkinkan terjadinya interpretasi yang berbeda. Semua istilah perlu diklarifikasi dan perlu dituliskan untuk menghindari kesalahpahaman di kemudian hari.  
2. Menetapkan definisi atau batasan permasalahan yang tepat, Definisikan dan rumuskan dahulu permasalahan dalam skenario. Umumnya letak permasalahan tidak jelas, harus dapat dimengerti terlebih dahulu. 3. Menganalisa permasalahan, Analisa permasalahan dapat berupa brainstorming (adu pendapat). Setiap partisipan menyatakan aspek mana yang menurutnya paling penting dan dengan diskusi dipastikan mana yang paling benar. 4. Menyusun urutan berbagai penjelasan mengenai permasalahan, Menyusun urutan dilakukan setelah adu pendapat. Gagasan disusun menurut urutan tertentu yang merupakan rangkaian logis dari berbagai macam aspek yang saling berkaitan. Sebagai contoh misalnya dibuat rangkaian pohon masalah dengan cabang- cabangnya dari aspek yang berbeda. 5. Merumuskan tujuan belajar, Aspek-aspek yang memerlukan pengetahuan lebih lanjut, dicatat sebagai tujuan belajar. Tujuan ini diberikan pada partisipan untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan. 6. Belajar mandiri secara individual atau kelompok, dan Anggota kelompok mulai mempelajari tujuan belajar di perpustakaan, internet, atau berdiskusi dengan ahli lainnya. 7. Menarik kesimpulan atau mengambil sistem informasi yang dibutuhkan dari informasi yang ada. Pada pertemuan kelompok berikutnya, pengetahuan yang didapat setiap anggota kelompok dikumpulkan bersama dan dicatat. Permasalahan yang belum diketahui dicatat dan ditunda hingga diskusi panel narasumber. 
9  
Langkah 1-5 dilaksanakan pada tutorial pertama (50 menit), dan langkah 6-7 (100 menit) dilakukan pada tutorial kedua.   
E. PRAKTIKUM Praktikum diadakan sesuai dengan jadwal. Mahasiswa hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai. Mahasiswa pada setiap kelompok diberikan pertanyaan untuk menguji kesiapan mahasiswa sebelum praktikum. Mahasiswa wajib melakukan redemonstrasi kembali aktivitas yang dilakukan pada sesi praktikum. 

0 komentar:

Posting Komentar

Wildan Yanuar Tri Wibowo. Diberdayakan oleh Blogger.